Skip to main content

Dewi Purwati - Bangku Tua Jadi Saksi

 
Bila ku duduk di sini
Ku ingat belaian sayangmu
Di sini di bangku ini
Ada memory kau dan aku
Saling lepas rindumu dan rinduku

Saat kau kecup pipiku
Serasa jantungku melayang
Berdebar debar di dada
Saat jemari tanganku
Kau kecup dengan mesranya
Aduh sepanas api yang biru

Di sini di bangku tua ini
Ku ingin seperti yang dulu
Ada tawa ada candamu
Ada pandangan mesramu

Masihkah kau ingat ke sini
Kau belai rambut dengan mesra
Kau nyatakan cinta setia
Sungguh indah penuh kenangan

Masihkah kau ingat sayang
Di bangku tua ini

Yang masih ingatkah bangku tua ini
Di sana kau belai rambutku
Dan kau nyatakan cinta setia kepadaku 
Seneng deh sampai sampai
Ku bawa dalam mimpi
Percaya nggak ?

Di sini di bangku tua ini
Ku ingin seperti yang dulu
Ada tawa ada candamu
Ada pandangan mesramu

Masihkah kau ingat ke sini
Kau belai rambut dengan mesra
Kau nyatakan cinta setia
Sungguh indah penuh kenangan

Di sini di bangku tua ini
Ku ingin seperti yang dulu
Ada tawa ada candamu
Ada pandangan mesramu

Masihkah kau ingat ke sini
Kau belai rambut dengan mesra
Kau nyatakan cinta setia
Sungguh indah penuh kenangan

Masihkah kau ingat sayang
Di bangku tua ini
Masihkah kau ingat sayangku
Di bangku tua ini

Comments

Popular posts from this blog

Kr. Telaga Biru - Tuti Trisedya

Waktu bulan mulai bercahya Pancarkan sinarnya Berkilauan air di telaga Telaga biru maya Di tengahnya bambu sejuta Menghijau warnanya Kemilau sinarnya di telaga Telaga biru maya Diwaktu malam bulan purnama Terdengar nyanyian surga Bidadari yang bersuka riang Menghibur hati di telaga Di tengahnya rimba yang sunyi Telaga bidadari Bunga surga yang mengharumi Telaga biru suci Diwaktu malam bulan purnama Terdengar nyanyian surga Bidadari yang bersuka riang Menghibur hati di telaga Di tengahnya rimba yang sunyi Telaga bidadari Bunga surga yang mengharumi Telaga biru suci

Nandang Bronto - Safitri

Sok kapan biso kelakon Sliramu dadi sisihanku Wis suwe nggonku ngenteni Ning sliramu sajak ora ngerti Opo sliramu ra kroso Atiku lagi nandang bronto Aku nyuwun palilahmu Timbangono katresnanku iki Tak rewangi awak kuru Saben ndino mung nggagas sliramu Tak suwun rino lan wengi Mugo mugo ketekan sedyaku Opo pancen koyo ngene rasane Wong kang nandang bronto Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu Tak rewangi awak kuru Saben ndino mung nggagas sliramu Tak suwun rino lan wengi Mugo mugo ketekan sedyaku Opo pancen koyo ngene rasane Wong kang nandang bronto Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu

Hati Yang Luka - Obbie Messakh

Berulang kali aku mencoba Selalu untuk mengalah Demi keutuhan kita berdua Walau kadang sakit Lihatlah tanda merah di pipi Bekas gambar tanganmu Sering kau lakukan bila kau marah Menutupi salahmu Samakah aku bagai burung di sana Yang dijual orang Hingga sesukamu kau lakukan itu Kau sakiti aku Kalaulah memang kita berpisah Itu bukan suratan Mungkin ini lebih baik Agar kau puas membagi cinta Pulangkan saja aku pada ibumu Atau ayahku Dulu segenggam emas Kau pinang aku Dulu bersumpah janji Di depan saksi Namun semua hilanglah sudah Ditelan dusta Namun semua tinggal cerita Hati yang luka Biar biarkanlah ada duka Malam ini Mungkin esok Kan kau jelang bahagia Bersama yang lain Kalaulah memang kita berpisah  Itu bukan suratan Mungkin ini lebih baik Agar kau puas membagi cinta Pulangkan saja aku pada ibumu Atau ayahku Dulu segenggam emas Kau pinang aku Dulu bersumpah janji Di depan saksi Namun semua hilanglah sudah Ditelan dusta Namun semua tin