Skip to main content

Mel Shandy - Aku Paling


Aku paling paling suka
Suka pada apa yang ku suka
Aku paling paling suka
Suka pada saat bersamamu

Aku paling suka caramu memandang
Ku suka segala kejujuranmu
Aku paling suka caramu tersenyum
Senyummu yang penuh keyakinan

Tapi aku aku paling paling benci
Pada yang ku benci
Tapi aku aku paling paling benci
Pada saatnya hadir

Aku paling benci
Pada senyum manis palsu
Dibalik itu dia bermaksud maksiat
Paling benci
Pada kebaikan hanya di muka
Akhirnya menikam dari belakang

Kepalsuan sopan santun
Ramah tamah untuk memaksa
Kau merebut kau merenggut
Kau merusak engkau hancurkan

Kepalsuan sopan santun
Ramah tamah untuk memaksa
Kau merebut kau merenggut
Kau merusak engkau hancurkan

Aku lebih suka kau bersikap adanya
Kau tak bersahabat tampak di muka
Daripada kau bersikap penuh rasa hormat
Tapi akhirnya mengecewakan

Aku paling paling benci benci
Pada maksud maksiatmu
Aku paling paling benci
Cara menikam dari belakang

Aku paling paling muak
Muak kepada kepalsuan
Aku paling paling muak
Muak pada kemunafikan

Aku paling paling benci
Benci pada sandiwaramu
Aku paling paling benci
Benci pada kepalsuanmu

Aku paling paling muak
Muak pada kemunafikan
Aku paling paling muak
Muak pada sandiwaramu

Aku paling paling benci
Benci pada maksud maksiatmu
Aku paling paling benci
Cara menikam dari belakang

Aku paling paling muak
Muak kepada kepalsuan
Aku paling paling muak
Muak pada kemunafikan

Comments

Popular posts from this blog

Kr. Telaga Biru - Tuti Trisedya

Waktu bulan mulai bercahya Pancarkan sinarnya Berkilauan air di telaga Telaga biru maya Di tengahnya bambu sejuta Menghijau warnanya Kemilau sinarnya di telaga Telaga biru maya Diwaktu malam bulan purnama Terdengar nyanyian surga Bidadari yang bersuka riang Menghibur hati di telaga Di tengahnya rimba yang sunyi Telaga bidadari Bunga surga yang mengharumi Telaga biru suci Diwaktu malam bulan purnama Terdengar nyanyian surga Bidadari yang bersuka riang Menghibur hati di telaga Di tengahnya rimba yang sunyi Telaga bidadari Bunga surga yang mengharumi Telaga biru suci

Dewi Purwati - Bangku Tua Jadi Saksi

  Bila ku duduk di sini Ku ingat belaian sayangmu Di sini di bangku ini Ada memory kau dan aku Saling lepas rindumu dan rinduku Saat kau kecup pipiku Serasa jantungku melayang Berdebar debar di dada Saat jemari tanganku Kau kecup dengan mesranya Aduh sepanas api yang biru Di sini di bangku tua ini Ku ingin seperti yang dulu Ada tawa ada candamu Ada pandangan mesramu Masihkah kau ingat ke sini Kau belai rambut dengan mesra Kau nyatakan cinta setia Sungguh indah penuh kenangan Masihkah kau ingat sayang Di bangku tua ini Yang masih ingatkah bangku tua ini Di sana kau belai rambutku Dan kau nyatakan cinta setia kepadaku  Seneng deh sampai sampai Ku bawa dalam mimpi Percaya nggak ? Di sini di bangku tua ini Ku ingin seperti yang dulu Ada tawa ada candamu Ada pandangan mesramu Masihkah kau ingat ke sini Kau belai rambut dengan mesra Kau nyatakan cinta setia Sungguh indah penuh kenangan Di sini di bangku tua ini Ku ingin seperti yang dulu Ada tawa ada candamu Ada pandangan...

Nandang Bronto - Safitri

Sok kapan biso kelakon Sliramu dadi sisihanku Wis suwe nggonku ngenteni Ning sliramu sajak ora ngerti Opo sliramu ra kroso Atiku lagi nandang bronto Aku nyuwun palilahmu Timbangono katresnanku iki Tak rewangi awak kuru Saben ndino mung nggagas sliramu Tak suwun rino lan wengi Mugo mugo ketekan sedyaku Opo pancen koyo ngene rasane Wong kang nandang bronto Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu Tak rewangi awak kuru Saben ndino mung nggagas sliramu Tak suwun rino lan wengi Mugo mugo ketekan sedyaku Opo pancen koyo ngene rasane Wong kang nandang bronto Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu