Skip to main content

Angel Pfaff - Pernahkah Dulu


Dudududu
Dudududu dudududu dudududu
Dudududu
Dudududu dudududu dudududu

Pernahkah dulu aku paksakan
Kau harus menulis surat cintamu
Pernahkah dulu aku paksakan
Kau harus mengajak aku berkencan

Tapi maumu sendiri
Tapi memang kita suka
Semua karena rasa cinta

Pernahkah dulu aku meminta
Gaun pengantin beranda biru
Pernahkah dulu aku meminta
Kita bersumpah didepan penghulu

Walau tanpa restu kedua orangtuaku
Rela aku rela demi kamu

Tapi setelah diri
Berkorban seutuhnya untukmu 
Tega kau lakukan itu
Tinggal serumah dengan yang lain

Jangankan diriku semua pun kan marah
Wanita mana yang mau dimadu

Dudududu
Dudududu dudududu dudududu
Dudududu
Dudududu dudududu dudududu

Tapi sekarang aku yang minta
Putuskan saja ikatan cintaku
Biar ku sendiri mencari jalan hidupk
Ibu maafkanlah anakmu

Mengapa dulu engkau lakukan
Pergi lari dan kawin sembunyi
Tinggal serumah tanpa ikatan
Bagai perang tak punya lautan 

Akhirnya apa terjadi
Kau hanya bisa menangis
Ternyata dibukalah kenyataan

Tapi setelah diri berkorban
Seutuhnya untukmu 
Tega kau lakukan itu
Tinggal serumah dengan yang lain

Jangankan diriku semua pun kan marah
Wanita mana yang mau dimadu

Dududu dudududu dudududu dudududu
Wanita mana yang mau dimadu 
Dududu dudududu dudududu dudududu 
Wanita mana yang mau dimadu
Dududu dudududu dudududu dudududu
Wanita mana yang mau dimadu 

Comments

Popular posts from this blog

Kr. Telaga Biru - Tuti Trisedya

Waktu bulan mulai bercahya Pancarkan sinarnya Berkilauan air di telaga Telaga biru maya Di tengahnya bambu sejuta Menghijau warnanya Kemilau sinarnya di telaga Telaga biru maya Diwaktu malam bulan purnama Terdengar nyanyian surga Bidadari yang bersuka riang Menghibur hati di telaga Di tengahnya rimba yang sunyi Telaga bidadari Bunga surga yang mengharumi Telaga biru suci Diwaktu malam bulan purnama Terdengar nyanyian surga Bidadari yang bersuka riang Menghibur hati di telaga Di tengahnya rimba yang sunyi Telaga bidadari Bunga surga yang mengharumi Telaga biru suci

Nandang Bronto - Safitri

Sok kapan biso kelakon Sliramu dadi sisihanku Wis suwe nggonku ngenteni Ning sliramu sajak ora ngerti Opo sliramu ra kroso Atiku lagi nandang bronto Aku nyuwun palilahmu Timbangono katresnanku iki Tak rewangi awak kuru Saben ndino mung nggagas sliramu Tak suwun rino lan wengi Mugo mugo ketekan sedyaku Opo pancen koyo ngene rasane Wong kang nandang bronto Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu Tak rewangi awak kuru Saben ndino mung nggagas sliramu Tak suwun rino lan wengi Mugo mugo ketekan sedyaku Opo pancen koyo ngene rasane Wong kang nandang bronto Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu Sedino ora ketemu Rumangsaku wis koyo sewindu

Hati Yang Luka - Obbie Messakh

Berulang kali aku mencoba Selalu untuk mengalah Demi keutuhan kita berdua Walau kadang sakit Lihatlah tanda merah di pipi Bekas gambar tanganmu Sering kau lakukan bila kau marah Menutupi salahmu Samakah aku bagai burung di sana Yang dijual orang Hingga sesukamu kau lakukan itu Kau sakiti aku Kalaulah memang kita berpisah Itu bukan suratan Mungkin ini lebih baik Agar kau puas membagi cinta Pulangkan saja aku pada ibumu Atau ayahku Dulu segenggam emas Kau pinang aku Dulu bersumpah janji Di depan saksi Namun semua hilanglah sudah Ditelan dusta Namun semua tinggal cerita Hati yang luka Biar biarkanlah ada duka Malam ini Mungkin esok Kan kau jelang bahagia Bersama yang lain Kalaulah memang kita berpisah  Itu bukan suratan Mungkin ini lebih baik Agar kau puas membagi cinta Pulangkan saja aku pada ibumu Atau ayahku Dulu segenggam emas Kau pinang aku Dulu bersumpah janji Di depan saksi Namun semua hilanglah sudah Ditelan dusta Namun semua tin